Info Contents
Kita pasti pernah mendengar bahwa berjemur di bawah sinar matahari pagi merupakan aktivitas yang baik, karena bisa menambah jumlah vitamin D bagi tubuh. Namun, di saat yang sama paparan sinar matahari yang mengandung UV bisa memberikan dampak buruk bagi kulit.
Untuk mempertahankan kadar vitamin D yang ada pada tubuh, alih-alih berjemur di bawah sinar matahari langsung, rankbae bisa menggunakan metode lainnya seperti diet, mengonsumsi suplemen, atau mengoleskan vitamin D topikal.
Selain menyehatkan tulang, vitamin D disebut mampu memberikan manfaat untuk kulit. Jadi, bagaimana vitamin D bekerja pada kulit? Ini dia penjelasan dari dokter kulit Jennifer Herrmann, Nikhil Dhingra, Joshua Zeichner, Gervaise Gerstner, dan Estee Williams.
Fakta Vitamin D
- JENIS BAHAN: Vitamin
- MANFAAT UTAMA: Menenangkan peradangan, melindungi kulit, dan meningkatkan regenerasi sel.
- SIAPA YANG HARUS MENGGUNAKAN: Jika rankbae mengalami defisiensi vitamin D, sebaiknya mengonsumsi vitamin D. Namun, untuk mengatasi radang kulit, rankbae bisa menggunakan vitamin D topikal.
- PANDUAN PENGGUNAAN: Vitamin D topikal dapat digunakan setiap hari. Sementara untuk suplemen vitamin D, The National Institutes of Health menjelaskan bahwa rata-rata orang dewasa yang tidak mengalami defisiensi vitamin D hanya memerlukan 0,18 mg vitamin D setiap harinya.
- COCOK DIKOMBINASIKAN DENGAN: Untuk mengobati psoriasis, vitamin D topikal biasa digabungkan dengan salep steroid. Sedangkan untuk mendapatkan manfaat anti-penuaan, Herrmann merekomendasikan agar menggabungkan vitamin D dengan vitamin yang mengandung antioksidan atau retinoid.
- TIDAK COCOK DIKOMBINASIKAN DENGAN: Menurut Zeichner, vitamin D topikal tidak bisa digabungkan dengan asam hidroksi seperti asam glikolat atau asam salisilat, karena pH asam dapat menonaktifkan vitamin D.
Apa Itu Vitamin D?
Vitamin D adalah vitamin yang larut dalam lemak dan salah satu vitamin paling penting untuk fungsi biologis manusia. Kulit ibarat reservoir alami dalam proses produksi vitamin D yang dipicu oleh sinar matahari.
Dhingra menguraikan bahwa usus dan kulit adalah dua sumber utama vitamin D. Kulit membentuk vitamin D3, sedangkan usus membentuk vitamin D3 dan D2. Selanjutnya, vitamin D akan dimodifikasi lagi oleh ginjal sesuai keperluan tubuh.
Jadi, berdasarkan penjelasan di atas, tubuh yang kurang terpapar sinar matahari dan pola makan yang buruk bisa menjadi alasan umum mengapa tubuh mengalami defisiensi (kekurangan) vitamin D.
Selain itu, kemampuan seseorang dalam memproduksi vitamin D juga bergantung pada warna kulit, jenis kelamin, indeks massa tubuh, aktivitas fisik, asupan alkohol, dan polimorfisme reseptor vitamin D.
Jika ditanya berapa banyak vitamin D yang dibutuhkan oleh tubuh, jawabannya sangat bervariasi karena harus disesuaikan dengan iklim, musim, dan pola makan. Tetapi, menurut The National Institutes of Health menjelaskan, rata-rata orang dewasa yang tidak mengalami defisiensi vitamin D hanya memerlukan 0,18 mg vitamin D setiap harinya.
Untuk memenuhi kebutuhan vitamin D di atas, rankbae bisa mengonsumsi bahan makanan seperti salmon, telur, dan jamur. Ketiganya adalah sumber vitamin D yang baik. Sekarang kita beralih ke pertanyaan, apakah kekurangan vitamin D bisa memengaruhi kulit?
Faktanya, kekurangan vitamin D disebut mampu memengaruhi fungsi imun tubuh, meningkatkan risiko peradangan, menurunkan sensitivitas insulin, dan menurut Herrmann juga bisa berdampak negatif bagi kulit.
Saat imun tubuh menurun, masalah kesehatan yang mungkin timbul adalah melemahkan fungsi skin barrier, membuat kulit makin kering, dan bisa menyebabkan infeksi. Lebih jauh lagi, rankbae berpotensi mengalami peradangan kulit seperti jerawat, eksim, dan rosacea.
Meski sering dikaitkan dengan penyakit diabetes, menurunnya sensitivitas insulin juga bisa memicu jerawat serta membuat kolagen pada kulit menjadi kaku dan menua sebelum waktunya.
Selain mengonsumsi bahan-bahan makanan yang mengandung vitamin D, rankbae bisa menemukan suplemen vitamin D yang bisa diminum oleh mereka yang mengalami defisiensi vitamin D.
Ada juga vitamin D topikal untuk mengobati peradangan kulit. Umumya, produk yang mengandung vitamin D adalah produk yang dijual bebas tanpa resep dokter. Terakhir, Williams menambahkan bahwa studi terkait manfaat vitamin D topikal pada kulit normal belum memadai sehingga efektivitasnya belum bisa dipastikan.
Manfaat Vitamin D untuk Kulit
Dhingra menerangkan bahwa fungsi utama vitamin D pada tubuh adalah menjaga keseimbangan kalsium. Sementara untuk kulit, berikut beberapa hal yang bisa dilakukan oleh vitamin D:
- Mengurangi peradangan
Vitamin D disebut mampu berperan sebagai anti-inflamasi ringan hingga sedang. Oleh karena itu, krim vitamin D sering digunakan secara klinis untuk mengobati kondisi seperti psoriasis, eksim, dan vitiligo. Menurut Dhingra, vitamin D mampu meredakan peradangan dan meredakan gejala bagi mereka yang menderita peradangan. - Melindungi kulit
Dhingra menambahkan bahwa vitamin D juga berfungsi sebagai steroid yang bekerja di dalam inti sel untuk merangsang proliferasi, mengatur fungsi kulit, dan membantu menstabilkan gen. Jurnal ilmiah tahun 2012 menunjukkan bahwa vitamin D dapat melindungi tubuh dari risiko kanker kulit. - Berperan sebagai antioksidan
Herrmann dan Gerstner mengatakan vitamin D bisa berperan sebagai antioksidan untuk melindungi kulit dari kondisi lingkungan yang merusak yang dapat menyebabkan penuaan dini. - Membantu proses regenerasi sel
Zeichner menunjukkan kalau vitamin D telah terbukti mampu membantu melancarkan proses regenerasi sel dan mencegah penumpukan sel mati di permukaan kulit yang menyebabkan plak psoriasis.
Efek Samping Vitamin D
Zeichner mengatakan vitamin D topikal umumnya aman digunakan setiap hari, tetapi seperti produk perawatan kulit lainnya, Dhingra mengatakan bahan ini juga bisa menyebabkan iritasi.
Herrmann memperingatkan produk vitamin D umumnya berbahan dasar minyak sehingga bisa jadi terlalu berat untuk kulit berjerawat karena berpotensi menyumbat pori-pori.
Sementara itu, berlebihan dalam mengonsumsi suplemen D dapat menyebabkan penumpukan kalsium hingga memicu mual, muntah, perubahan mental, meningkatkan buang air kecil, dan gagal ginjal.
Secara umum, Gerstner merekomendasikan agar tidak melebihi 1,2 mg vitamin D sehari. Tetapi selalu tanyakan kepada dokter mengenai suplemen atau vitamin apa pun sebelum mengonsumsinya secara rutin.
Cara Menggunakan Vitamin D
Zeichner merekomendasikan agar mengonsumsi suplemen vitamin D bersamaan dengan makanan berlemak dari lemak sehat guna meningkatkan penyerapan vitamin D. Jika rankbae menggunakan vitamin D topikal, silakan ikuti petunjuk pemakaian dari dokter.
Untuk mendapatkan manfaat anti-penuaan, gabungkan vitamin D dengan vitamin yang mengandung antioksidan atau retinoid. Meski di dunia medis beberapa dokter menyarankan vitamin D topikal untuk mengatasi peradangan kulit dan psoriasis, namun hal ini tidak serta merta membuat vitamin D topikal cocok untuk digunakan setiap hari, apalagi pada kulit normal.
Jika ingin mendapatkan vitamin D dari paparan sinar matahari, rankbae tetap membutuhkan tabir surya dan sebaiknya jangan berjemur terlalu lama, cukup 10-15 menit setiap harinya.
Bentuk-Bentuk Vitamin D
Ada banyak sekali bentuk vitamin D yang bisa rankbae manfaatkan, mulai dari suplemen, topikal, injeksi, hingga stimulus menggunakan sinar matahari. Sekali lagi, untuk mereka yang mengidap defisiensi vitamin D silakan mengonsumsi vitamin D dalam bentuk suplemen.
Menurut Zeichner, mengonsumsi suplemen lebih aman daripada berjemur di bawah sinar matahari untuk mendapatkan vitamin D. Dengan cara ini, rankbae bisa meminimalisasi risiko kanker kulit dan penuaan dini.
Untuk membuktikan apakah rankbae mengidap defisiensi vitamin D, coba konsultasikan dengan dokter pribadi. Biasanya dokter akan menyarankan untuk tes darah guna memeriksa kadar vitamin D dalam tubuh.
Sekarang kita akan bahas tentang mendapatkan vitamin D dengan berjemur di bawah sinar matahari. Menurut Zeichner, hal tersebut tidak perlu dilakukan karena termasuk mitos.
Pada dasarnya, tubuh secara alami mampu memproduksi vitamin D sebagai respons terhadap paparan sinar matahari yang mengenai kulit. Oleh karena itu, terlalu lama berjemur di bawah sinar matahari sebetulnya tidak diperlukan.
- Apakah kekurangan vitamin D bisa menyebabkan jerawat?
Penelitian telah menunjukkan bahwa mereka yang menambahkan suplemen vitamin D berhasil mengatasi jerawat secara berangsur-angsur. Namun, jangan lupa untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen vitamin apa pun. - Apakah mengonsumsi terlalu banyak vitamin D baik bagi tubuh?
Tidak, karena terlalu banyak mengonsumsi vitamin D dapat menyebabkan penumpukan kandungan kalsium dalam darah. - Apakah vitamin D bisa membuat kulit lebih bercahaya?
Vitamin D dapat membantu memperbaiki kondisi kulit seperti psoriasis dan jerawat sekaligus berpotensi menghasilkan kulit yang lebih bersih dan cerah.